The home made kazoku

Minggu, 21 Maret 2010

Akechi Mitsuhide/明智 光秀

Akechi Mitsuhide
(1526-1582) adalah
seorang samurai
zaman perang sipil
Jepang/ periode
Sengoku. Dia adalah
anak sulung dari
Akechi Mitsukuni.
Awalnya mengabdi
pada klan Saito dari
Mino. Dia
meninggalkan Mino
setelah klan Saito
terjerumus dalam
kerusuhan internal
antara Saito Dosan
dan anaknya
Yoshitatsu. Sejak itu
dia mengembara
sebagai ronin dan
sempat mengabdi
pada klan Asakura
dari Echizen. Dia
kembali ke Mino
tahun 1567 dan
mengabdi pada Oda
Nobunaga yang telah
menaklukkan daerah
itu.
Mitsuhide seorang
yang mempunyai
banyak bakat, bukan
saja seorang samurai
yang handal, dia juga
piawai dalam berpuisi
dan upacara minum
teh sehingga
statusnya naik dengan
cepat dibawah
Nobunaga. Sebagai
pendatang baru dalam
jajaran staff
Nobunaga, dia sudah
menerima tanah
sebanyak 100.000 koku
di Sakamoto, provinsi
Omi. Tahun 1570,
Nobunaga
menugasinya
mengadakan survei
daerah di Yamato.
Tahun 1571, Nobunaga
menyerang kompleks
biara di Gunung Hiei
untuk menumpas
pemberontakan para
biksu militan,
Mitsuhide adalah
salah satu yang
mencoba membujuk
Nobunaga
mengurungkan
niatnya, namun tidak
berhasil. Dia
dipindahkan ke
Echizen tahun 1574
kemudian mendapat
misi menaklukkan
provinsi Tamba tahun
1577 yang kemudian
dianugerahkan
padanya setelah
takluk.
Tahun 1579, Mitsuhide
terlibat konflik
dengan klan Hatano
dalam pengepungan
kastil Yakami.
Mitsuhide
menawarkan negosiasi
damai bila Hatano
Hideharu menyerah
dan untuk
menunjukkan itikad
baiknya, dia
menyerahkan ibunya
sebagai sandera untuk
tinggal di daerah
kekuasaan Hatano.
Namun belakangan
Nobunaga
mengkhianati
kesepakatan ini dan
menghukum mati
Hideharu. Hal ini tentu
menyulut kemarahan
klan Hatano,
merekapun membalas
dengan membunuh ibu
Mitsuhide yang tinggal
di daerah mereka.
Tahun berikutnya dia
bersama Hosokawa
Fujitaka mencaplok
provinsi Tajima dan
membantu Toyotomi
Hideyoshi
menghancurkan kastil
Tottori di provinsi
Inaba tahun 1581.
Juni 1582, Nobunaga
memerintahkannya
bergabung dengan
Hideyoshi dalam
ekspedisi ke barat
melawan klan Mori.
Namun bukannya
menuju ke barat,
Mitsuhide malah
menuju ke Kyoto
dimana Nobunaga
sedang beristirahat di
kuil Honno
sekembalinya dari
ekspedisi
menaklukkan klan
Takeda. Pagi hari
tanggal 21 Juni,
pasukan Mitsuhide
sudah mengepung kuil
itu dan pertempuran
terjadi disana.
Nobunaga yang hanya
dikawal oleh beberapa
pengawal pribadi dan
hanya mempunyai
sedikit prajurit
bersamanya tidak
menyangka Mitsuhide
akan memberontak. Di
kuil yang sudah mulai
dilalap api itu
Nobunaga melakukan
seppuku, anaknya
yang juga penerusnya,
Nobutada juga tewas
dalam pertempuran
itu.
Setelah mendengar
kabar kematian
Nobunaga, Hideyoshi
yang sedang berada di
wilayah barat,
mengadakan gencatan
senjata dengan Mori
dan buru-buru kembali
ke daerah Oda untuk
misi pembalasan.
Mitsuhide gagal
meraih dukungan dari
para penguasa
setempat, bahkan
besannya, Hosokawa
Fujitaka juga tidak
mendukungnya. Tidak
lama kemudian dia
dikalahkan Hideyoshi
dalam pertempuran
Yamazaki. Dia lolos
dari pertempuran dan
bermaksud kembali ke
kastilnya di Sakamoto,
namun di tengah jalan
dia dibunuh para
bandit. Keluarganya di
Sakamoto juga
dihabisi oleh
sepupunya sendiri,
Akechi Hidemitsu
sebelum pasukan
Hideyoshi mencapai
kastil itu. Ada desas-
desus mengatakan
bahwa dia tidak mati
setelah kekalahannya,
melainkan memulai
hidup baru sebagai
biksu dengan nama
Tenkai.
Motif pengkhianatan
Mitsuhide masih
diperdebatkan. Salah
satu kemungkinan
adalah membalas
dendam atas kematian
ibunya akibat
Nobunaga melanggar
perjanjian damai
dengan Hatano. Ada
yang mengatakan
karena ketidaksukaan
Mitsuhide terhadap
sikap Nobunaga
melindungi misionaris
dari barat dalam
menyebarkan
agamanya di Jepang.
Juga mungkin karena
Nobunaga yang iri
dengan bakat
Mitsuhide sehingga
sering menghinanya di
depan umum.
Mitsuhide juga
mendapat julukan
shogun 13 hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar