The home made kazoku

Minggu, 14 Maret 2010

Putri Qara

Diceritakan bahwa
Putri Qara adalah istri
saudagar kaya
Amenhotep, berasal
dari keluarga
sederhana, tapi pintar,
bijaksana dan berbudi
pekerti yang baik.
Karena ia berasal dari
keluarga yang lebih
miskin dibanding
dengan suaminya, ia
sering diperlakukan
dengan tidak
selayaknya, sampai
suatu hari ia dan
suaminya pergi ke
desa nelayan dan
melihat ada seorang
nelayan yang miskin
dan istrinya. Nelayan
tersebut sangat miskin
dan bahkan untuk
membeli jala yang
baru untuk mengganti
jalanya yang robek
pun ia tidak mampu.
Istri nelayan tersebut
adalah orang yang
pemboros, malas dan
suka berjudi, seluruh
penghasilan suaminya
digunakannya untuk
berfoya-foya.
Melihat kenyataan
seperti itu, Putri Qara
berkata kepada
suaminya, bahwa
seharusnya istri
nelayan tersebut
membantu
memperbaiki jala
suaminya. Amenhotep,
menentang pendapat
istrinya, mereka
berdebat, sehingga
Amenhotep marah dan
kemudian memanggil
nelayan miskin
tersebut. Amenhotep
menukarkan Putri
Qara dengan istri
nelayan tersebut.
Putri Qara sedih
karena terhina,
suaminya
memperlakukan
seolah-olah dia adalah
barang yang bisa
dipertukarkan
semaunya. Sang
nelayan tertegun dan
tidak berani
membantah, karena
Amenhotep terkenal
kejam dan sadis
karena kekayaannya.
Putri Qara rajin
membantu suaminya
yang baru dalam
bekerja. Karena
kepandaian dan
kebijaksanaan Putri
Qara, lambat laun
sang nelayan menjadi
kaya. Sampai suatu
ketika ada seorang
tua dengan baju
compang-camping dan
tidak terurus datang
ke rumah Putri Qara,
pelayan di rumah
tersebut
mengenalinya sebagai
Amenhotep.
Amenhotep kemudian
melepas terompahnya
dan meletakkan di
meja kecil di sudut
rumah Putri Qara.
Oleh pelayan,
terompah tersebut
diberikan pada Putri
Qara dan
menceritakan kondisi
pemiliknya, sang Putri
mengenali terompah
tersebut dan
memerintahkan
pelayannya untuk
memberikan pada
Amenhotep baju baru,
terompah baru dan 3
keping uang emas
ditambah pesan : “Aku
tidak diwarisi
kekayaan tetapi budi
pekerti, kebijaksanaa
dan kemauan untuk
bekerja ”.
Amenhotep menerima
pemberian itu dengan
penyesalan akan
tindakannya di masa
lalu, karena egonya
dia menukar istrinya
yang baik dan
bijaksana dengan
seorang wanita yang
hanya bisa
menghamburkan harta
suaminya.
*Cerita tersebut
sederhana, tapi
menyentuh karena
ternyata begitu besar
pengaruh seorang istri
untuk suaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar